Tutur katamu masih terngiang di telingaku entah tutur kata manis, tutur kata yg membuat aku menangis…. dirimu pernah berucap “aku tak ingin melihatmu menangis “ .
ku akui diriku memang munafik, tetapi aku munafik untuk kebaikan, aku
rela munafik demi melihat orang yang aku syang tak pernah merasakan apa
yg sebenarnya aku rasakan di balik topeng yg ku kenakan saat ini.
Aku selalu berusaha terlihat tegar di matamu, tersenyum manis ketika
kau menatap diri ini,sembari tak pernah terjadi apa apa dalam diri ini.
Namun….
Di balik topeng yang ku kenakan , hanyalah tersurat tangisan,
kesedihan, rasa kesal, rasa pahit dan kepedihan yang tiada tara ku
rasakan.
Seharusnya dirimu bisa merasakan apa yang saat ini aku rsakan. Namun, tak pernah segorespun kau merasakannya.
Entah ini salahku terlalu menyayangimu atau kesalahanku berambisi memilikimu seutuhnya???
Aku teringat pada sebuah pepatah.
” cinta itu seperti kita menggenggam pasir. Semakin erat
menggenggamnya maka pasir tersebut akan cepat hilang. Namun, jika kita
menggenggam pasir tersebut secara perlahan maka, pasir tersebut
perlahan menghilangdan bahkan tak hilang dari genggaman kita “.
Aku baru mengerti ternyata aku terlalu menggenggam erat dirinya,yang
kini diriku hanya di temani bayangan maya yang terhempaskan oleh angin.
Dirimu juga telah berucap ” sejujurnya, aku belum sanggup bertemu denganmu sekarang yang aku inginkan bertemu denganmu kelak di mana, di saat aku sukses dan aku akan membawa kembali dirimu dengan kesuksesanku”.
Untaian kata yang takkan pernah sedetikpun terhapus di memoryku ini.
Namun, terkadang diriku menangis mengingat untaian katamu , melihat
kenyataannya kini dirimu telah pergi dari sisiku dan bahkan dirimu telah
“aku takkan menyayangimu lagi “. kata-kata yang amat tajam
yang ampuh menyayat-nyayat hatiku kembali. Semudah membalikkan telapak
tangan kau berucap seperti itu tanpa pernah memikirkan bagaimana aku di
sini mendengar duri yang telah kau tanamkan di hati ini.
Hatiku yang dahulu penuh dengan bunga mawar yang harum semerbak,
bunga yang selalu mekar yang kau sirami dengan senyumanmu, yang kau
sinari dengan tatapan matamu, yang kau pupuk dengan kasih sayang.
Namun kini, hanya tertinggal duri yang tersirami tangisan dari hatiku, yang terbanjiri keluh kesah tanda tanya dari hatiku.
Apa salahku padamu sehingga kini kau berubah menjadi benci pada diriku ini ???
Aku tak pernah mengkhianatimu.
Aku tak pernah berbohong padamu bahkan aku tak pernah menorehkan luka padamu.
Madu yang ku berikan padamu dan kini kau membalas dengan racun yang kau pupuk di hatiku saat ini…
Menurudmu apakah ini semua adil untuk diriku ???


Tidak ada komentar:
Posting Komentar